Ekonomi Hentakan Ekologi
Ketika kita mendengar kata ‘ekonomi’, mungkin yang akan terlintas dalam pemikiran kita akan terfokus pada perhitungan finansial semata. Sebagai masyarakat umum, mungkin yang menjadi persoalan adalah usaha apa saja yang dapat kita lakukan demi mencapai finansial yang diinginkan. Atau mungkin bagi seorang ekonom sejati, akan lebih memikirkan bagaimana memperoleh finansial maksimal dengan usaha yang relatif minimal.
Sesuai arti ekonomi itu sendiri yang berasal dari bahasa Yunani, yakni oikos yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan nomos, atau “peraturan, aturan, hukum”. Secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Jadi, secara empirik, ekonomi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran dalam kehidupannya.
Dari pengertian yang telah dikemukakan, maka pandangan masyarakat umum dan ekonom sejati tentunya sejalan saja. Hanya yang menjadi persoalan saat ini adalah bagaimana mewujudkan upaya yang lebih bijaksana sesuai dengan kondisi sekitar. Nah, disinilah kita akan menemukan kaitan yang erat antara ekonomi dan ekologi itu sendiri, dan cara kita memaknai keadaan ekonomi yang dapat menghentakan ekologi.
Pertama, kita telaah lebih dahulu pengertian ekologi itu sendiri. Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya “rumah” atau “tempat hidup”, dan logos yang berarti “ilmu”.
Berdasarkan sebuah pendapat, di dalam ekologi terdapat beberapa komponen yang saling mempengaruhi biasanya dinamakan sebagai komponen ABC (Abiotik, Biotik, dan Culture). Abiotik merupakan benda yang tak hidup, misalnya saja air, udara, angin, bebatuan, dan sebagainya, Sedangkan biotik merupakan komponen yang hidup, yakni manusia, hewan, ataupun tumbuhan. Adanya interaksi antara komponen abiotik dan biotik inilah yang akan menghasilkan sesuatu yang dinamakan culture (budaya). Komponen ABC inilah yang membentuk suatu interaksi di dalam suatu ekologi. Dari pendapat tersebut, maka dapat kita ketahui bahwa ekologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.
Faktualisasi masa kini yang sangat tampak di hadapan global adalah keadaan ekologi itu sendiri sangat dipengaruhi pula oleh ekonomi. Mengapa demikian?
Mulanya memang manusia dikatakan sebagai makhluk yang selalu ingin tahu, tetapi keadaan ekonomi yang terus mendera kehidupannya membuat mereka menjadi sok tahu. Tak dapat dipungkiri, saat ini yang menjadi tren di kalangan masyarakat luas diukur dengan parameter finansialnya. Mereka cenderung berupaya mengekspolitasi sumber daya yang ada untuk meraih angan-angan finansialnya tanpa peduli pada lestarinya lingkungan sekitarnya. Mereka kurang memperdulikan bagaimana nasib tempat mereka berpijak. Hal ini sungguh merupakan fenomena yang cukup mengiris. Padahal dengan begitu sebenarnya hanya akan menggusur keadaan menjadi lebih buruk lagi.
Saat ini merupakan saat yang memprihatinkan. Ibarat secangkir kopi, apabila kita menyeduh kopi dengan tepat tentu rasanya akan mantap. Namun, apabila kita menyeduh kopinya terus menerus tanpa memperhatikan kapasitas cangkirnya, maka pastinya secangkir kopi yang kita buat akan menjadi kelam dan pahit rasanya. Tak ayal, kita pula yang akan merasakan kerugiannya. Begitu pula dengan kehidupan sehari-hari. Apabila kita mampu mengelola sumber daya yang ada secara tepat tentunya akan membuahkan hasil yang memuaskan. Sebaliknya, apabila kita hanya mengekploitasi saja tanpa memikirkan upaya pelestariannya tentunya akan membawa dampak yang merugikan.
Ironisnya, manusia hanya bertindak sebatas cukup mengetahui akan dampak yang merugikan itu saja. Sebagian besar mereka tidak berpikir untuk mengatasi dampak tersebut secara lebih lanjut. Bahkan yang terparah adalah mereka memperburuk keadaan tersebut tanpa merasa bersalah sedikitpun. Misalnya saja, tingkah manusia yang senantiasa membuang limbah keluarga tidak pada tempatnya, melakukan berbagai tingkah pemborosan energi tanpa memikirkan dampaknya terhadap lingkungan, penebangan hutan secara liar, mereklamasi lahan hijau menjadi kawasan perumahan, dan sebagainya tanpa memperhatikan keadaan ekologis sekitar. Bagaimana dampaknya terhadap flora, fauna, dan keseimbangan ekologinya tak pernah menjadi pusat perhatian.
Dalam kenyataannya, kita hanya dapat melihat hanya segelintir orang yang prihatin terhadap keadaan ekologi yang semakin rusak akibat dari tingkah manusia yang kerap lebih mementingkan tingkat ekonominya semata, segelintir orang itu kebanyakan adalah aktivis lingkungan. Padahal, sebagai manusia awam, kita seharusnya turut serta dalam usaha memperhatikan dan menyumbangkan kontribusi kita terhadap alam, tidak hanya terbuai oleh keadaan finansial ekonomi yang membuat kita melupakan kondisi ekologi. Inilah saatnya kita berpacu untuk berpikir dan bertindak lebih bijaksana dalam pemanfaatan ekologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar