Selasa, 29 Desember 2009

Tapai Tapai.... Tapai Singkong ... Tapai Jawaw

TAPAI JAWAW URANG BANUA


Salah satu jenis jajan atau cemilan atau juga makanan ringan khas dari Kalimantan Selatan yang cenderung diminati, yakni tapai ‘jawaw’. Hampir di seluruh wilayah Indonesia ditemukan makanan khas ini namun dengan nama yang berbeda-beda, di Jawa dikenal dengan nama tape, di Bandung dikenal dengan nama peuyeum, dan lainnya. Tapai Jawaw dalam bahasa persatuan kita Indonesia adalah tape singkong/ubikayu.



Potensi Singkong/Ubi Kayu Kalsel
Kalimantan Selata
n, kawasan “Urang Banua” yang dikenal memiliki area lahan basah yang begitu luas. Hal ini tampak pada kondisi wilayah yang memiliki banyak rawa. Lebih dari 30 % daerahnya merupakan rawa. Pada tanah jenis rawa seperti di Kalimantan Selatan ini sangat cocok untuk lahan pertanian dengan beragam tumbuhan tertentu, misalnya saja ubi kayu atau singkong (Manihot utilissima). Luas lahan pertanian adalah sebesar 521 ribu ha, dengan hasil produksi padi, jagung, kacang kedelai, singkong, dan pisang. Tanaman singkong dan umbi-umbian merah dengan luas areal produksi mencapai 7.345 ha dapat memproduksi sebanyak 88.779 ton. Ini menjadi tonggak awal dalam modal pengembangan teknologi pangan terhadap potensi singkong di Kalimantan Selatan.

Masyarakat biasanya mengkonsumsi singkong dengan cara dikukus/direbus, dan digoreng. Ada pula yang mengolahnya menjadi sejenis makanan ala pizza, yang disebut "lempeng" ataupun dibuat “gumpal”. Agar memiliki nilai tambah lebih, dapat dilakukan pengolahan singkong menjadi berbagai produk olahan yang lebih variatif, penampilan menarik dan rasa sesuai selera masyarakat dengan daya tahan yang lebih awet. Tentunya pengolahan ini didasarkan atas pertimbangan gizi yang sesuai.
Tak ayal, singkong dapat dijadikan sebagai objek sektor pengembangan teknologi pangan bagi Kalimantan Selatan yang efektif.


Mengenal Ubi Kayu ‘Jawaw’
Singkong, yang juga dikenal sebagai ketela pohon atau ubi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran Tumbuhan jenis umbi-umbian ini cenderung mudah tumbuh di daerah rawa yang memiliki pH agak rendah. Selain itu, ubi kayu merupakan tumbuhan yang tergolong dapat beradaptasi dengan keadaan sekitarnya sehingga dapat tumbuh berkembang tanpa memerlukan perawatan khusus.
Singkong merupakan umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin.

Umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida. Umbi yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi akar yang masih segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Pada jenis singkong yang manis, proses pemasakan sangat diperlukan untuk menurunkan kadar racunnya. Dari umbi ini dapat pula dibuat tepung tapioka.


Sumber Karbohidrat
Ubi kayu merupakan salah satu bahan makanan sumber karbohidrat (sumber energi). Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh.
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air. Namun demikian, terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur.


Komposisi Ubi Kayu
Dalam menu makanan orang Asia Tenggara termasuk Indonesia, umumnya kandungan karbohidrat cukup tinggi, yaitu antara 70–80%. Sebagai nutrisi untuk manusia, tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk menjalankan berbagai aktivitas seperti berolahraga atau bekerja. Komposisi ubi kayu dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1. Komposisi Ubi Kayu (per 100 gram bahan)
KOMPONEN KADAR
Kalori 146,00 kal
Air 62,50 gram
Phosphor 40,00 mg
Karbohidrat 34,00 gram
Kalsium 33,00 mg
Vitamin C 30,00 mg
Protein 1,20 gram
Besi 0,70 mg
Lemak 0,30 gram
Vitamin B1 0,06 mg
Berat dapat dimakan 75,00%

Berdasarkan data komposisi ubi kayu tersebut, maka sangatlah ‘sayang’ bila hanya dibiarkan begitu saja. Ubi kayu ini patut untuk dimanfaatkan secara lebih bijaksana dengan berbagai variasi teknik pengolahan.


Pemanfaatan Ubi Kayu
Pada umumnya, pemanfaatan ubi kayu adalah dimasak dengan berbagai cara, singkong banyak digunakan pada berbagai macam masakan. Tanaman dengan kadar karbohidrat tinggi seperti halnya ubi kayu tahan terhadap suhu tinggi sehingga mudah dalam proses pengolahannya.
Seringkali ubi kayu dihidangkan dalam bentuk segar, rebusan atau kukusan, hal ini tergantung dari selera pengonsumsinya. Ini tentu saja akan menghasilkan beranekaragam bentuk olahan dengan bahan pokoknya adalah ubi kayu. Direbus untuk menggantikan kentang, dan pelengkap masakan. Tepung singkong dapat digunakan untuk mengganti tepung gandum, baik untuk pengidap alergi.
Disamping dapat dikonsumsi melalui cara merebus dan menggoreng, singkong dapat diolah menjadi kripik. Tidak jauh berbeda seperti pembuatan kripik lainnya. Pembuatan kripik ini dapat dilakukan dengan sederhana, yaitu dikupas, diiris dan digoreng. Dapat juga setelah diiris dikukus lima menit, kemudian dijemur/dikering-anginkan agar tahan disimpan, baru kemudian digoreng. Selain itu, dengan mengolah ubi kayu menjadi berbagai bentuk awetan yang mempunyai rasa khas dan tahan lama disimpan. Bentuk olahan tersebut berupa tepung, gaplek, tapai, keripik dan lainya.
Pada hakekatnya semua makanan yang mengandung karbohidrat bisa diolah menjadi tapai. Tetapi sampai sekarang yang lazim diolah adalah ketan dan ubi kayu (berdaging putih atau kuning). Tapai dari ubi kayu yang berdaging kuning lebih enak dari pada yang berwarna putih, karena ubi kayu berwarna kuning dagingnya lebih halus tanpa ada serat-serat yang kasar. Ubi kayu yang bagus untuk dibuat tapai adalah yang umurnya 6 bulan 1 tahun, baru saja dicabut dari kebun dan langsung dikukus.


Pengolahan Tapai ‘Jawaw'
Pada proses pembuatan tapai, karbohidat mengalami proses peragian oleh mikroba atau jasad renik tertentu, sehingga sifat-sifat bahan berubah menjadi lebih enak dan sekaligus mudah dicerna. Peragian merupakan proses fermentasi yang terjadi penguraian makanan oleh mikroba atau jasad renik tertentu yang berlangsung dalam keadaan anaerob (tidak memerlukan oksigen dari udara bebas) dengan bantuan enzim dengan menggunakan agen ragi tertentu. Proses ini dapat juga menimbulkan terjadinya pemecahan senyawa oragnik yang terkandung oleh mikroba dalam suasana anaerob dengan menghasilkan energi.
Cara membuatnya sangat mudah dan sederhana yakni:
1. Beli 1 kg ubi kayu dan ragi tapai
2. Kupas ubi kayu tersebut dan bersihkan hingga hilang lendir permukaannya yang licin.
3. Haluskan ragi tapai hingga seperti tepung (secukupnya saja kira-kira 1 biji)
4. Kukuslah ubi kayu yang sudah bersih tersebut hingga masak/matang dan hapuk/empuk.
5. Dinginkan ubi kayu yg masak tersebut secara alami saja (di- anginkan).
6. Taburkan tepung ragi tapai keseluruh permukaan ubikayu yg telah masak tadi hingga merata.
7. Simpanlah ubi kayu masak yang telah beragi tadi kedalam kotak, box, atau apa saja dan tutuplah dengan rapi hingga tidak berhubungan dengan udara langsung.
8. Biarkan selama 3 hari 3 malam jangan dibuka.
9. Hari ke 4 tapai jawaw telah siap dihidangkan.


Khasiat Tapai Singkong ‘Jawaw' dalam Kesehatan
Tape sendiri beberapa berkhasiat antara lain:
1.
Menggenjot rangsangan seksual pasangan suami istri. Bahkan, jenis makanan tambahan ini dianggap pula mampu mengusir jerawat di wajah.
2.
Mengandung karbohidrat serta vitamin A.
3.
Mencegah jerawat.. Singkong jika di fermentasi maka akan menjadi tape dan menghasilkan alkohol yang alami, alkohol tersebut berfungsi untuk menetralisir lemak dalam tubuh, salah satu penyebab jerawat adalah lemak yang berlebihan di dalam kulit wajah. jika banyak yang mengkonsumsi tape, maka alkohol akan menetralisir lemak yang berlebihan dikulit muka, sehingga memperlambat timbulnya jerawat.
4.
Obat luka bagi penderita diabetes penderita diabetes bila memiliki luka sangat susah sekali sembuhnya, tape bisa menyembuhkan luka pada penderita kencing manis/diabetes.


Diversifikasi Produk dari Tapai ‘Jawaw’
Diversifikasi adalah pengembangan atau penganekaragaman jenis. Sementara Produk mempunyai pengertian segala sesuatu yang dihasilkan dari proses produksi. Produk bisa berupa barang atau jasa. Jadi, pengertian diversifikasi produk adalah penganekaragaman jenis atau pengembangan suatu produk baik berupa barang atau jasa. Diversifikasi Produk merupakan salah satu cara yang dilakukan suatau perusahaan untuk meningkatkan jumlah penjualan terutama ketika perusahaan tersebut mengalami perkembangan yang cukup pesat.

Diversifikasi akan suatu produk bertujuan agar produk dapat bertahan lama dan dapat memenuhi kebutuhan hidup konsumen serta dapat mengembangkan produktivitas. Dengan berkembangnya suatu perusahaan tersebut akan berdampak positif yaitu dapat menyerap banyak tenaga kerja.

Untuk melakukan diversifikasi suatu produk tidaklah mudah. Dalam mendiversifikasikan suatu produk produsen dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk baru dalam kegiatan usahanya. Hal ini bertujuan agar produk yang diciptakan disenangi oleh konsumen sehingga konsumen dapat tertarik untuk mengkonsumsinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Contoh diversifikasi produk tapai ini yakni dengan pembuatan apam tapai. Caranya adalah :

·
Bahan : 1 kg singkong, ½ gelas/100 gr gula pasir/merah,¼ sdt garam halus ½ kg tapai singkong,¼ butir kelapa, parut
·
Pembuatan:
Buang serat tapai, haluskan. Bersihkan singkong, parut. Masukkan gula dan tapai, uleni hingga rata. Diamkan kurang lebih 2 jam. Tuang ke dalam loyang yang telah diolesi minyak kelapa, kukus hingga matang. Angkat setelah dingin potong-potong. Campur kelapa parut dengan garam. Hidangkan apem dengan kelapa parut.


Selain, diversifikasi produk tapai dalam bidang pangan, tapai dapat diolah dengan teknologi menjadi produk yang dapat dimanfaatkan bagi kesehatan secara praktis dan intensif. Mengingat pada khasiat tapai itu sendiri bagi kesehatan seperti yang dipaparkan di atas, tentunya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kita untuk mengolahnya secara tepat.



Sumber:
Anonim1. 2000. Tapai Singkong.pdf
http://www.ristek.go.id

Anonim2. 2007. Karbohidrat
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Karbohidrat

Anonim3. 2008. Budidaya Ubi Kayu
http://www.litbang.deptan.go.id

Anonim4. 2008. Singkong
http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Singkong

Anonim5. 2009. Sumber Daya Alam Provinsi Kalimantan Selatan
http://www.indonesia.go.id/

Asnani,Y.2009.Tapai Jawaw (Tape Singkong)
http://yc7lvx.wordpress.com/2009/06/29/tapai-jawaw-tape-singkong/

Irawan,M.A. 2007. Karbohidrat.pdf
www.pssplab.com

Wooneehyori. 2008. Penelitian Sederhana-fermentasi
http:// wooneehyori.blogspot.com/2008/08/penelitian-sederhana-fermentasi.html

Kamis, 06 Agustus 2009

Obat Asli Indonesia

OBAT ASLI INDONESIA

Pada era serba instan sekarang, manusia pun seringkali berpacu pada hal-hal instan yang senantiasa ekspress. Tak ayal, obat pun seringkali memilih yang instan. Lalu bagaimana nasib perkembangan obat tradisional pada era sekarang....?????

Justru, perkembangan obat tradisional sekarang ini sangat dicanangkan dan memiliki peluang yang cukup besar dalam dunia masyrakat. Mengapa bisa demikian??? Obat tradisional telah diketahui secara turun temurun bermanfaat dan efektif berdasarkan empiris. Hal tersebut juga didorong karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang cenderung meminum jamu. Secara globalisasi, warga dunia sekarang ini kerap mengubah pola kehidupan mereka yang lebih asri dengan pola pikir "Kembali ke Alam". Selain itu, juga didorong pencanangan WHO untuk melegalkan obat tradisional dalam sistem kesehatan.

Lalu apa itu obat tradisional....????

OAI (obat tradisional) adalah “bahan atau campuran bahan yang berupa bahan-bahan tumbuhan, bahan mineral, hewan, sediaan galenik, atau campuran dari bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan sebagai obat berdasarkan pengalaman”, (menurut UU No.246/Menkes/Per/1990).

Bagaimana pula sejarah riwayat obat tradisional dalam meniti perjalanannya...???
SEJARAH
• Pada ± 350 tahun (beberapa abad yang lalu) merupakan masa pengobatan tradisional yang tidak menentu.
• Diantara bahan kuno pertama ditemukan “Chiang Shang” sebagai anti malaria, mahuang sebagai stimulan & peluruh keringat, penggunaan squill untuk tonikum jantung, ipekak sebagai antiamuba.
• Tahun 1663 kemoterapi terbesar pemakaian kulit kina, alkaloid antimalaria kinina diisolasi dari kulit pohon 200 thn kemudian.
• Penggunaan daun coca sbg stimulan dan penambah rasa nyaman, selama upacara adat agama mereka biasanya memakan jamur yang mengandung senyawa yang bersifat psikotomimetik dan halusinogenik (meskalin).
• Di India menghidangkan anggur diberi bius dengan Datura stramonium sehingga tidak melawan saat dirampok.
• Biji dari suatu tanaman dinamakan bayangan malam maut “Atropa belladonna” untuk melebarkan pupil mata yang berkedip-kedip.
• Alkaloid kolkhisin sebagai obat tulang dll.
• Penemuan obat hayati di masa lampau hingga abad 19 masih melalui proses pencarian dengan metode pengamatan terhadap lingkungan sekitar, berdasar intuisi, coba-coba (skrining acak), ataupun penemuan secara kebetulan.

Selain itu, sekarang telah dikenalkan istilah baru dalam perkembangan obat tradisional, yakni fitofarmaka.

FITOFARMAKA
 “Sediaan obat yang telah jelas keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya dari simplisia atau sediaan gelenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku sehingga sediaan tersebut terjamin keseragaman komponen aktif, keamanan, dan khasiatnya” (1985).
 “Sediaan obat yang telah diibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku” (Permenkes no.760/Menkes/IX/1972, tanggal 4 September 1992).
 Dengan terbukti keamanan dan khasiatnya serta simplisia yang telah memenuhi persyaratan yang berlaku, sehingga dianggap telah menjamin keseragaman komponen aktif, keamanan dan khasiatnya, maka seolah-olah proses produksi tidak mempengaruhi karena dianggap telah dilakukan sebaik-baiknya.

Rabu, 24 Juni 2009

Pengenalan Lahan Basah


“PANORAMA MELINTANG LAHAN BASAH KALSEL”

Oleh: Nurul Aulia Rahmi

J1E108206

F-MIPA UNLAM



Seringkali kita dengar dari segala penjuru yang mengatakan bahwa KalSel itu indah dan asri penuh dengan kawasan rawa yang masih tergolong asli tanpa banyak polesannya. Hal tersebut tentulah tak dapat dipungkiri karena memang begitulah keadaan KalSel yang sebagian besar terdiri atas lahan basah. Namun, ironisnya, masih banyak panorama lahan basah KalSel yang melintang sejalan dengan upaya pemanfaatannya. Cerminan panorama melintang tersebut tergambar pada tiga desa kecil, yakni Gambut, Pagatan Besar, dan Damit.

Rawa Gambut

Ketika kita mendengar kata ‘rawa gambut’, maka akan terlintas dalam benak kita tentang padang hijau yang berair dengan beragam tumbuhan dan hewan penghuninya. Lalu apa sebenarnya pengertian gambut itu sendiri??? Secara etimologi, gambut merupakan salah satu jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk di lahan yang berawa, karena kadar keasaman yang tinggi atau kondisi anaerob di perairan setempattidak mengherankan jika sebagian besar tanah gambut tersusun dari serpihan dan kepingan sisa tumbuhan, daun, ranting, bahkan kayu-kayu besar yang belum membusuk sepenuhnya kadang-kadang di temukan juga karena ketidak sediaan oksigen bersifat menghambat dekomposisi, sisa bangkai binatang dan serangga yang turut terawetkan di lapisan-lapisan gambut.

Rawa gambut merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi hidrologi dan fungsi lingkungan lain yang penting bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Antara lain berfungsi untuk pelestarian sumberdaya air, pencegah banjir, pencegah intrusi air laut, pendukung kehidupan keanekaragaman hayati dan pengendali iklim. Salah satu bagian aset rawa gambut kawasan Kalimantan Selatan adalah rawa gambut yang terletak di daerah Sambang Lihum. Nilai penting itulah yang menjadikan lahan rawa gambut harus dilindungi dan dipertahankan kelestariannya.

Namun, yang masih menjadi sorotan utama permasalahan rawa gambut adalah proses reklamasi hutan rawa gambut untuk tujuan tertentu. Hal ini masih terjadi pro dan kontra antara berbagai pihak. Dengan kata lain, pengalihan fungsi hutan rawa gambut menawarkan dampak positif yang cukup menggiurkan. Akan tetapi, pasti akan diikuti dengan perubahan ekosistem yang sangat cepat dan ditandai dengan meningkatnya intensitas negatif pula bagi manusia dan makhluk penghuni asli habitat tersebut.

Apabila rawa gambut tetap dimanfaatkan untuk pengembangan komoditas, mengharuskan adanya upaya menyesuaikan kondisi air lahan atau mengeringkan lahan dengan cara membuat drainase atau kanal. Tanpa membuat drainase atau kanal di rawa gambut, dipastikan hanya jenis pohon asli yang bisa tumbuh dalam kondisi jenuh air atau daerah yang dominan basah. Di balik pembuatan drainase yang menyebabkan penurunan air tanah, maka terjadi perubahan suhu dan kelembaban di lapisan gambut dekat permukaan, sehingga mempercepat proses pelapukan dan permukaan gambut makin menurun. Pembuatan drainase atau kanal melintasi lapisan gambut tebal akan berdampak negatif jangka panjang, tampaknya belum banyak diketahui banyak orang.

Dampak nyata reklamasi rawa gambut adalah siklus hidrologi yang terganggu. Hal ini terkait dengan fungsi lahan basah secara alamiah merupakan suatu tempat penampungan, baik dari sumber air ataupun air hujan. Disamping itu lahan basah juga berfungsi sebagai pemasok air ke akuifer (kantung air), air tanah, atau ke lahan basah lain di daerah tangkapan air yang lebih rendah. Air yang masuk ke akuifer dapat bertahan sebagai bagian dari sistem air tanah yang menyediakan air bagi kawasan sekitarnya dan menjaga tinggi kolom air tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuatu sumur yang relatif dangkal. Lalu bagaimana jika lahan basah tersebut dialihfungsikan sehingga fungsi aslinya akan terusik bahkan dapat terganggu total???

Seiring terganggunya siklus hidrologinya, maka akan turut mengundang terusiknya kehidupan vegetasi dan hewan penghuni asli lahan basah tersebut. Banyak vegetasi dan hewan penghuni asli yang mengalami kesulitan beradaptasi dengan kondisi lahan basah yang menjadi asing akibat proses reklamasi. Tentunya, tak dapat disangkal akan banyak makhluk penghuni asli yang tak mampu bertahan hidup. Bahkan ironisnya akan sangat berpengaruh terhadap keseimbangan kelangsungan kehidupan makhluk hidup lainnya, terutama manusia. Hal ini tentunya dapat menjadi pertimbangan yang cukup penting bagi pemerintah yang berupaya mereklamasi kawasan rawa gambut.

Pagatan Besar

Pagatan Besar ialah nama desa kecil yang terletak di pesisir selatan provinsi Kalimantan Selatan tepatnya di Kabupaten Tanah Laut, sebuah wilayah yang merupakan batas antara ekosistem laut dan daratan. Kawasan pantai, hutan mangrove dan persawahan pasang surut merupakan rona alam yang membentang dari garis pantai menuju daratan. Nelayan dan petani mengeksplotasi alam untuk keperluan hidupnya. Kawasan pesisir ini menjadi habitat berbagai organisme. Selain itu pesisir juga menjadi wahana bagi manusia untuk beraktifitas. Masyarakat hidup dari bertani, berkebun, mengumpulkan hasil tangkapan di laut dan lain-lain aktivitasnya. Sehingga mereka dapat berperan dalam kegiatan ekonomi, hukum, pemerintah dan kemasyarakatan lainnya. Banyak sekali indikator yang dapat digunakan untuk menilai peran masyarakat yang hidup di kawasan pantai ini.

Fakta yang ditemukan di lapangan membuktikan bahwa kawasan pesisir telah menjadi habitat yang sangat penting dalam menunjang kehidupan berbagai organisme. Oleh sebab itu upaya pengelolaan pesisir ini perlu direncanakan dengan seksama. Kondisi pantai yang berada di daerah pagatan besar sangat memprihatinkan dan semakin gersang menyusul musnahnya pepohonan alam di pantai setempat akibat gerusan abrasi.

Air laut di sepanjang pesisir pantai Pagatan Besar berwarna cokelat keruh, hal ini karena daerah tersebut merupakan muara dari sungai Barito, di mana di daerah hulu sungai tersebut banyak terdapat pabrik-pabrik dan pertambangan. Oleh karena itu, limbah-limbah serta lumpur dari daerah hulu terbawa ke laut. Di sepanjang pantai banyak ditemukan gumpalan lumpur yang terbawa oleh air laut yang selanjutnya menggumpal sehingga berbentuk seperti batu menghiasi panorama pantai. Pesisir pantai ini telah mengalami kerusakan akibat abrasi gelombang laut. Abrasi sendiri terjadi karena gelombang pantai yang terus menerus menerjang bibir pantai tanpa ada penahan dari gelombang tersebut berupa pepohonan pelindung ataupun bangunan pelindung lainnya.

Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi abrasi pantai ini antara lain pembudidayaan tumbuhan api-api yang dapat menahan gelombang laut, pembuatan siring untuk memecah gelombang yang datang sehingga gelombang yang datang ke pantai tidak terlalu besar. Selain itu, dapat pula dilakukan dengan pembudidayaan terumbu karang, serta mengurangi kegiatan di bagian hulu sungai untuk mengurangi sedimen-sedimen yang akan menyebabkan polusi air laut.

Di sepanjang pantai sangat jarang ditemukan tumbuhan bakau maupun api-api, sehingga abrasi yang disebabkan oleh gelombang laut sangat merusak daerah pesisir pantai.

Menurut masyarakat setempat, pembudidayaan tumbuhan api-api telah dilakukan, namun karena gelombang yang cukup besar, tumbuhan api-api yang mereka tanam terbawa oleh gelombang. Dalam pembudidayaan tumbuhan api-api, diperlukan waktu yang cukup lama, sehingga untuk penanggulangan awal adalah pembuatan siring sebagai bangunan pelindung pantai. Dari pembuatan siring ini, gelombang yang datang ke pesisir pantai tidak terlalu besar, sehingga dalam pembudidayaan tumbuhan api-api pun akan lebih mudah, di mana kendala berupa gelombang yang dapat membawa tumbuha api-api ini dapat diatasi.

Namun, semua usaha tersebut masih memiliki banyak kendala. Kendala utama dari penanggulangan ini adalah dana. Selain itu, kepedulian dan pemahaman masyarakat setempat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha penanggulangan tersebut, karena pemeliharaan daerah tersebut terutama dilakukan oleh masyarakat setempat. Selain itu, pendidikan masyarakat yang cukup rendah, di mana di daerah ini hannya terdapat sekolah dasar dan taman kanak-kanak saja. Untuk mendapatkan tingkat pendidikan selanjutnya, masyarakat harus menempuh jarak yang cukup jauh. Mata pencaharian masyarakat daerah ini pada umumnya adalah sebagai nelayan dan petani.

Dampak negatif abrasi pantai tersebut cukup berpengaruh terhadap air sumur yang berada di desa tersebut. Sebagian besar air sumur yang terdapat di desa tersebut telah terkontaminasi oleh air laut sehingga rasanya pun menjadi payau. Tak ayal air sumur tersebut tidak dapat digunakan sebagai air konsumsi masyarakat. Masyarakat banyak menggunakan air sumur gali yang payau sebagai air mandi, cuci dan kakus. Untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat di daerah ini biasanya membeli air dari daerah yang lebih tinggi untuk air minum. Namun, ada juga masyarakat yang kurang mampu menggunakan air sumur mereka untuk minum. Dari penggunaan air sumur ini dapat memicu penyakit kulit.

Selain itu, yang menjadi sorotan berikutnya adalah pemberdayaan kesehatan yang masih perlu dioptimalkan lagi. Menurut masyarakat setempat, di daerah tersebut sangat jarang diadakannya penyuluhan, baik mengenai abrasi pantai maupun kesehatan. Pada penyuluhan kesehatan yang pernah dilakukan, masyarakat mendapatkan obat gratis, seperti antibiotik, analgetik dan antipiretik. Walaupun menurut pengakuan seorang masyarakat bahwa beliau mengetahui bagaimana cara penggunaan obat-obat tersebut. Namun, belum tentu cara penggunaan obat-obat tersebut tepat, baik dosis, cara penggunaan, indikasi maupun pasien. Misalnya dalam penggunaan antibiotik, seandainya terjadi alergi terhadap antibiotik tersebut masyarakat belum tentu akan mengetahuinya. Oleh karena itu, perlu diadakannya suatu monitoring dalam penggunaan obat-obat tersebut sehingga diperoleh hasil yang efektif. Masyarakat daerah ini biasanya berobat di puskesmas yang hanya dilayani oleh seorang bidan yang tidak seharusnya melayani pengobatan penyakit umum. Menurut masyarakat setempat, dokter yang seharusnya bertugas di puskesmas tersebut sangat jarang ada di tempat. Selain itu, masyarakat setempat kurang mengoptimalkan penggunaan tanaman obat karena masyarakat lebih percaya pada pengobatan modern. Padahal dari observasi yang dilakukan cukup banyak tanaman obat di daerah tersebut. Tanaman obat tersebut abtara lain temulawak, tempuyang, permot, bandotan, jambu biji, mengkudu, sukun, kelapa, api-api, tapak dara, dan lain-lain.

Damit

Damit merupakan sebuah desa yang terletak di salah satu daerah dari rangkaian pegunungan Meratus, wilayah terletak di dataran tinggi yang hampir seluruhnay tertutup padang ilalang dan hutan-hutan kecil. Sesuai dengan namanya, Damit dapat berasal dari kata ‘dam’ yang berarti bendungan. Meskipun Damit merupakan bendungan yang relatif kecil ukurannya dibandingkan bendungan lainnya, tetapi Damit menjadi salah satu daerah tangkapan air yang sangat penting yang terletak di kawasan selatan pulau Kalimantan.

Berdasarkan obsevasi yang telah dilakukan di daerah Damit ini, maka akan tampak di sana pemandangan yang terlihat sangat indah, asri, dan segar. Akan tetapi, menurut opini penduduk yang menghuni daerah tersebut justru sebaliknya. Kondisi alam di Damit malah semakin memburuk jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Air di daerah bendungan tersebut terlihat keruh (tidak sejernih dulu) dan terlihat tidak terkelola dengan baik. Terkadang perairan sawah masih sering mengalami kekeringan dan pada musim tertentu juga bisa mengalami kebanjiran hingga daerah persawahannya terendam. Jika pasokan air menurun, masyarakat tidak perlu khawatir akan terjadinya banjir, namun kerugiannya daerah persawahan mengalami kekeringan dan pasokan air untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat terbatas atau kekurangan. Jika pasokan air meningkat, masyarakat serba cukup air, namun kerugiannya bendungan tersebut bisa jebol sehingga daerah sekitar seperti sawah dan rumah terendam atau mengalami kebanjiran.

Daerah Damit ini masih sangat perlu dilakukan peninjauan ulang dan pengaturan yang lebih baik guna kelangsungan hidup masyarakat dan kelestarian alam. Di daerah persawahan sekitar bendungan banyak ditemukan beberapa tanaman yang mempunyai potensi sebagai obat seperti tanaman karamunting untuk antidiare, rumput rhemason untuk mengobati gatal-gatal dan tanaman lainnya seperti teratai, kangkung, alang-alang, genjer dan sebagainya. Padahal tanaman tersebut mempunyai potensi apabila bisa dipergunakan dengan baik khususnya untuk mengobati penyakit yang biasa diderita masyarakat disana. Sebagian besar penduduk Damit kurang memanfaatkan tanaman obat yang terdapat di daerah tersebut. Mereka lebih sering berobat ke puskesmas. Menurut masyarakat, pelayanan puskesmas di sana sudah baik dan sejauh ini ketersediaan obat masih memadai.

Pertanyaan paling mendasar dari seruntun ‘Panorama Melintang Lahan Basah KalSel’ yang telah menjadi aset terpenting adalah bagaimana kepedulian kita dalam menanggapi dan menyikapi keadaan tersebut??? Apakah hanya berdiam diri terpaku tanpa respon apapun??? Atau bagaimana??? Itulah tugas kita sebagai ‘urang banua’.

 

Nurul Pharmacy08 © 2008. Design By: fsrid vio