Lihat pdf: KLIK HERE
Contoh pertanyaan yang diajukan pada PIO dari pihak-pihak tersebut antara lain:
v Tanya Jawab Apoteker pada PIO
Seorang Apoteker datang ke Pusat PIO ingin menanyakan tentang timbulnya nekrosis hati akibat penggunaan parasetamol.
PIO : Selamat siang bu. Ada yang bisa kami bantu?
Apoteker : Iya pak, saya Apoteker dari Rumah Sakit Banjarbaru. Saya ingin bertanya tentang Parasetamol yang bisa menyebabkan nekrosis pada hati. Bagaimana ya hal tersebut bisa terjadi?
PIO : Oh iya bu. Sebentar saya cek data Parasetamol.
Apoteker : Iya.
Beberapa menit kemudian,
PIO : Seperti yang telah kita ketahui Parasetamol merupakan obat analgesik yang mekanisme kerjanya adalah meningkatkan ambang rasa nyeri di hipotalamus otak dengan menghambat sintesis prostaglandin di sistem saraf pusat. Parasetamol pada dosis normal relatif aman dan tidak toksik, tetapi pada dosis tinggi dapat menimbulkan nekrosis hati. Hal ini disebabkan karena asetaminofen mengalami N-hidroksilasi membentuk N-hidroksiasetaminofen dan secara spontan mengalami dehidrasi pada gugus N-hidroksilamid, yang menghasilkan N-asetilimidokuinon yang sangat reaktif. Nah, N- asetilimidokuinon inilah yang dapat membentuk ikatan kovalen dengan makromolekul hati sehingga terjadi nekrosis.
Apoteker : Oh begitu ya terjadinya nekrosis pada hati akibat kereaktifan N-asetilimidokuinon yang membentuk ikatan kovalen dengan makromolekul hati.
PIO : Iya bu betul. Ini bisa dilihat mekanisme kimianya:
Apoteker : Oh iya saya mengerti. Terima kasih atas penjelasannya pak.
v Tanya Jawab Dokter pada PIO
Seorang Dokter menghubungi Pusat PIO via telepon. Dokter tersebut ingin menanyakan tentang pemilihan antibiotik yang tepat untuk kasus Melioidosis Osteomyelitis.
PIO : Halo selamat siang. Kami Pusat Pelayanan Informasi Obat (PIO). Ada yang bisa kami bantu?
Dokter : Iya siang pak. Saya Dokter dari Rumah Sakit Banjarbaru ingin berkonsultasi tentang pemilihan antibiotik yang tepat.
PIO : Oh iya, silahkan pak. Pemilihan antibiotik untuk kasus penyakit apa?
Dokter : Emm.. Begini, 3 bulan yang lalu, pasien saya didiagnosis mengalami kasus Melioidosis Osteomyelitis dan diketahui bakteri penyebabnya adalah Burkholderia pseudomallei. Diagnosa ini berdasarkan keluhan bengkak pada inguinal dan hasil USG yang menunjukkan multiple liver absescess. Saya telah meresepkan kotrimoksazol oral 500 mg dan doxycyclin 100 mg 2 kali sehari yang dengan pertimbangan spektrumnya dapat mengatasi bakteri gram positif, gram negatif, misc, dan anaerob. Namun, tadi pasien tersebut datang kembali dengan bengkak pada bagian atas lututnya. Bagaimana menurut anda terhadap kasus ini?
PIO : Apakah uji kultur telah dilakukan Dok?
Dokter : Saat pertama pengobatan, uji kultur dilakukan pada nanah untuk mengetahui organisme penyebabnya.
PIO : Pertimbangan anda untuk memilih antibiotik berspektrum luas sudah bagus untuk menghindari masuknya bakteri ke sistemik. Bila telah mengetahui bakteri penyebabnya, dapat dilakukan uji kultur untuk mengetahui sensitivitas bakteri terhadap antibiotik. Uji kultur ini dilakukan pada darah pasien.
Dokter : Oh iya, saya akan meminta bagian analis di Rumah Sakit untuk melakukan uji kultur.
PIO : Baiklah Dok, sementara menunggu hasil uji kultur tersebut, kami Pusat PIO akan mencek data informasi tentang antibiotik untuk kasus Melioidosis Osteomyelitis tersebut.
Dokter : Iya pak, terima kasih atas informasi tadi. Nanti saya hubungi kembali setelah hasil uji kultur diperoleh.
Setelah 3 hari, hasil uji kultur berhasil diperoleh sensitivitas bakteri terhadap antibiotik.
PIO : Halo selamat siang. Kami Pusat Pelayanan Informasi Obat (PIO). Ada yang bisa kami bantu?
Dokter : Iya siang pak. Ini saya Dokter dari Rumah Sakit Banjarbaru yang menangani kasus Melioidosis Osteomyelitis yang telah berkonsultasi 3 hari yang lalu.
PIO : Oh iya Dok. Bagaimana hasil uji kultur diperoleh dari darah pasien anda tersebut?
Dokter : Hasilnya Burkholderia pseudomallei yang telah ditumbuhkan sensitif terhadap Amoxicillin klavulanat dan ceftazidim.
PIO : Sebentar Dok, saya cek data antibiotik tersebut
Beberapa menit kemudian,
PIO : Dok, ini data Amoxicillin klavulanat dan cefatizim dapat mengatasi bakteri Burkholderia pseudomallei yang merupakan bakteri gram negatif bipolar, bersifat aerobik, dan berbentuk batang motil.
Dokter : Jadi bisa digunakan kombinasi antibiotik tersebut dalam mengatasi kasus ini?
PIO : Iya dok. Dosis pemberian Amoxicillin klavulanat 625 mg/12 jam per oral dan ceftazidim 2 gr/8 jam secara intra vena (i.v). Selain itu, untuk mengatasi tulang yang terinfeksi dapat dilakukan radical debridement untuk meletakkan ceftazidim yang diisikan dengan blok Ca-hidroksiapatit. Pengobatan dengan kombinasi antibiotik tersebut akan menurunkan multiple liver absescess.
Dokter : Bagaimana radical debridement tersebut bila telah beberapa tahun? Apakah harus dilakukan pengambilan kembali?
PIO : Tidak perlu diambil kembali Dok. Radical debridement yang dilakukan pengisian dengan blok Ca-hidroksiapatit akan menyatu dengan tulang host setelah beberapa tahun. Untuk memantau Radical debridement tersebut bisa dengan CT (Computer Tomography).
Dokter : Iya pak, terima kasih banyak atas informasi yang diberikan.
v Tanya Jawab Perawat pada PIO
Seorang Perawat datang ke Pusat PIO ingin menanyakan tentang timbulnya nekrosis hati akibat penggunaan parasetamol.
PIO : Selamat siang bu. Ada yang bisa kami bantu?
Perawat : Iya pak. Saya seorang perawat dari Rumah Sakit Banjarbaru. Saya ingin bertanya tentang macam-macam obat bius untuk spinal?
PIO : Oh iya sebentar bu, saya cek datanya terlebih dahulu.
Beberapa menit,
PIO : Ini data informasi anestesi untuk spinal. Bisa digunakan bupivakain atau midazolam yang sifatnya lokal dapat diinjeksikan dalam ruang spinal (rongga tulang belakang) maupun epidural untuk menghasilkan efek mati rasa pada paruh tubuh tertentu. Misalnya, dari pusat ke bawah.
Perawat : Bagaimana mekanisme anestesi yang ditimbulkan obat tersebut?
PIO : Obat anestesi lokal ini mencegah transmisi impuls pada serat saraf (blokade konduksi) dengan menginhibisi pasase ion natrium melalui terowongan yang selektif terhadap natrium pada membran saraf. Hambatan ini mencegah masuknya ion natrium yang menimbulkan hambatan depolarisasi pada sel saraf. Akibatnya pasien akan mengalami mati rasa.
Perawat : Oh begitu ya akibat hambatan depolarisasi pada sel saraf. Bagaimana cara penginjeksian secara spinal ini?
PIO : Pertama, dilakukan persiapan. Disiapkan mesin anestesi yang dihubungkan dengan sumber oksigen, disiapkan pula set alat intubasi, tube endotrachea (ETT), dan obat gawat darurat seperti Epinefrin injeksi, Sulfas Atropin, Efedrin injeksi, dan Dexametason. Pasien dibawa masuk ke ruang operasi, dipasang alat pantau pada tubuh pasien, dicatat data mengenai tekanan darah, laju nadi, dan laju nafas. Kemudian pasien dipasangi infuse dengan jarum no. 18G, lalu diberikan infuse preload cairan Ringer laktat sebanyak 15 ml/kg BB. Setelah 30 menit baru dilakukan anestesi spinal.
Perawat : Oh begitu. Lalu bagaimana cara melakukan anestesi spinalnya?
PIO : Caranya, pasien diposisikan pada posisi duduk untuk dilakukan anestesi spinal. Setelah dilakukan anestesi, pasien diposisikan supine kembali dan diberikan oksigen 2-3 liter/menit dengan nasal prong.
Perawat : Bagaimana teknik penyuntikan dan tempat penyuntikannya yang tepat?
PIO : Teknik penyuntikan diperlukan ketrampilan. Karena, kecepatan penyuntikan yang lambat menyebabkan difusi lambat dan tingkat analgesia yang dicapai rendah. Tempat penyuntikan spinal dilakukan dengan tusukan pada lumbal 2-3 atau lumbal 3-4 yang akan memudahkan penyebaran obat kea rah torakal. Bila tusukan pada lumbal 4-5 akan menyebabkan obat berkumpul di daerah sakral karena bentuk vertebral.
Perawat : Iya pak, terima kasih banyak atas informasi yang diberikan.
v Tanya Jawab Pasien pada PIO
Seorang Pasien datang ke Pusat PIO ingin menanyakan tentang keluhan yang dialami setelah mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh dokter.
PIO : Selamat siang pak. Ada yang bisa kami bantu?
Pasien : Iya bu. Saya ingin bertanya tentang informasi obat warfarin.
PIO : Oh iya sebentar bu, saya cek datanya terlebih dahulu.
Beberapa menit kemudian,
PIO : Warfarin digunakan untuk menghindari penggumpalan darah. Warfarin digunakan untuk mencegah serangan jantung, stroke, dan gumpalan darah dalam pembuluh vena dan arteri.
Pasien : Iya betul kata dokter untuk mencegah serangan jantung saya. Tetapi, yang menjadi permasalahannya adalah sering terjadi pendarahan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
PIO : Ini data warfarin. Salah satu efek samping yang ditimbulkan adalah pendarahan. Awali dengan dosis 5-10 mg/hari, dosis pemeliharaan biasanya 2-10 mg setiap hari (mungkin diperlukan dosis loading dan pemeliharaan di luar pedoman ini).
Pasien : Saya mengkonsumsinya sesuai resep dokter 2 mg setiap hari. Berarti dosisnya sudah tepat. Tetapi, kenapa ya justru saya sering mengalami pendarahan?
PIO : Apakah bapak mengkonsumsi obat lain?
Pasien : Tidak.
PIO : Apakah bapak mengkonsumsi herbal tertentu?
Pasien : Emm.. Oh iya, saya biasanya mengkonsumsi ginseng. Apakah itu berpengaruh?
PIO : Iya bu. Berdasarkan data, warfarin akan meningkatkan efek sampingnya jika mengkonsumsi herbal seperti ginseng, bawang putih, dan lainnya.
Pasien : Oh pantas saja sering terjadi pendarahan. Berarti saya harus menghindari makanan seperti itu. Terima kasih atas informasi yang diberikan.
trimaksih udah share materi Nya...
BalasHapusTerimakasih Artikel nya sangat membantu dan memotivasi untuk melakukan Pelayanan Informasi Obat(PIO)
BalasHapusPharmacy Care
radical debridement itu efek samping ya ?
BalasHapusrefernesi dari mana ? spill
BalasHapus